SEJARAH
Sejarah pendidikan Polri tidak lepas dari sejarah perjuangan bangsa Indonesia dan Polri itu sendiri.
Untuk melihat sejarah berdiri dan berkembangnya pendidikan Polri, banyak melalui perjalanan sejarah
yang panjang hingga terbentuknya Kepolisian di Negeri ini, adapun sejarah singkat berdirinya Lemdik Polri
dimulai dari sejarah pendidikan polisi dari masa ke masa, sebagai berikut :
1. PADA MASA PENJAJAHAN BELANDA
Pada tahun 1911 pemerintah Hindia Belanda membuka pendidikan untuk Agen Polisi (Politie Agent) di
Batavia Semarang dan Surabaya. Pendidikan Kepolisian ini bertujuan untuk menambah personel Polisi
di tempat masing-masing.
Pada tahun 1914 pendidikan polisi di Semarang dan di Surabaya dihapuskan,
kemudian untuk Agen Polisi dan Inspektur polisi dibuka pula pendidikan untuk
Aspirant Commissaris van Politie (Komisaris Polisi).
Pada tahun 1918 di Batavia dibuak lagi secara lebih teratur pendidikan
Aspirant Commissaris van Politie. Dengan demikian beberapa tingkat pendidikan kepolisian
dilaksanakan di Batavia dari tingkat rendah sampai tingkat tinggi.
Pada tahun 1920 pusat pendidikan kepolisian di Batavia dipindahkan dari jalan Kuini ke Jalan Jatibaru.
Pendidikan untuk Inspektur Polisi dan Komisaris Polisi diutamakan untuk orang-orang Belanda.
Hal ini didasarkan atas pertimbangan jabatan, pangkat-pangkat menengah dan tinggi untuk orang Eropa.
Pusat kegiatan kursus dan pendidikan Kepolisian pada tahun 1920 dipindahkan dari
Batavia ke Buiten Zorg (Bogor) dengan pusat pendidikan diberi nama Opledings School voor Het Personeel
der Algemene Politie. Bersamaan dengan itu dibuka pendidikan Hopagen Polisi (Hoofdagent van Politie).
Pada tahun 1925 Sekolah Polisi di Bogor dipindahkan ke Sukabumi dan di
tempat baru dilaksanakan Pendidikan Calon Perwira Kepolisian untuk
tingkat Komisaris Polisi, Inspektur Polisi dan Hopagen Polisi.
Untuk pendidikan Aspiran Commissaris van Politie hanya beberapa orang
pribumi saya yang dapat diterima, diantaranya adalah R. Ating
Natakusumah, R.Asikin Natanegara, angakatan II, dan Raden Said Soekanto
Tjokrodiatmodjo (Kepala Kepolisian RI yang pertama), angkatan VII,
diterima menjadi siswa pada tahun 1930, lama pedidikan 3 tahun, setelah
lulus diangkat dengan pangkat Aspiran Komisaris Polisi Klas III.
Oleh karena itu,bagi orang pribumi sangat sulit untuk dapat masuk
pendidikan tersebut, walaupun sudah mempunyai persyaratan lengkap yang
sudah ditentukan. Selain itu harus diteliti dahulu silsilah keturunan
dari para calon, yang diutamakan adalah kesetiannya pada pemerinah
Hindia Belanda. Di samping itu harus ada orang-orang atau penting atau
terkemuka yagn bertindak sebagai sponsor untuk memberi rekomendasi
setelah melewati seleksi yang ketat.
Di samping itu diselenggarakan pendidikan khusus utuk Mantri Polisi,
Posthuis Komandan, Reserse dan Agen Polisi. Waktu kepindahan ini Sekolah
Polisi Sukabumi bernama Centraal Depot van de Gewapende politie te
Sukabumi berfungsi khusus untuk mendidik Agen Polisi yang nantinya
ditugaskan di Luar Jawa, yakni di Sumatera, Kalimantan dan Sulawesi.
Setelah itu kota Sukabumi menjadi pusat pendidikan kepolisian di Hindia Belanda, meliputi cabang-cabang pendidikan untuk :
- Sekolah Commissaris van Politie
- Sekolah Inspecteur van Politie
- Sekolah Posthuis Commandanten
- Sekolah Rekruten en Hershooling Corps Mar-chausse
Kemudian Sekolah Polisi Sukabumi berganti nama dengan Opleiding�s
School voor het Personeel der Politie, dan juga dibuka Pendidikan
Inspecteur van Politie Angkatan IV diantaranya terdapat dua orang siswa
Indonesia yang mengikuti pendidikan ini dan dalam angkatan berikutnya
hanya ada seorang siswa Indonesia. Lamanya pendidikan adalah satu tahun.
Mata pelajaran (Kurikulum) yang diberikan meliputi pelajaran tentang :
- Politie
- Ordonantie
- Hukum Adat
- Pengadilan
- Proses verbal
- Hukum Acara Pidana
- Hukum Pidana
- Kriminologi
- Daktiloskopi
- Bahasa Belanda
- Bahasa Melayu
- Bahasa Jawa
- Baris berbaris
- Motor Rijden (mengemudi sepeda motor)\
- Tehnik Motor
2. PADA MASA PENDUDUKAN JEPANG (1942-1945)
Pada Tahun 1942 didirikan Sekolah Polisi di Jakarta, dan pada tahun ini
pula dipindah ke Bogor,
Jawa Barat yang akhirnya tahun 1943 didirikan Jawa Keisatsu Gakko di
Sukabumi yang dipimpin oleh
Raden Said Sukanto Tjokrodiatmojo.
Untuk Jawa Keisatsu pendidikannya dilakukan terpusat di Sekolah Polisi
Sukabumi.
Pendidikan dibagi 2 bagian, yakni : Bagian rendah (Futsuka) dan Bagian
Tinggi (Koto-ka).
Pada Bagian rendah mendidik calon Jiansha (Agen Polisi), yang dapat
diterima menjadi murid bagian ini
adalah pemuda-pemuda yang tamat dari Sekolah Rakyat. Bagian tinggi
menghasilkan Junsha-butyo,
kemudian dalam waktu 6 bulan praktek di lapangan bisa menjadi Nitto
kebuho, yang bisa diterima pada Bagian Tinggi adalah mereka yang
mempunyai ijasah Sekolah Menengah Pertama, dan yang tamat dari Bagian
Rendah.
Pada waktu proses belajar mengajar banyak Junsha, keluaran Bagian
Rendah, yang mengikuti pendidikan pada Bagian Tinggi dapat menyelesaikan
pendidikannya dengan hasil yang sangat memuaskan. Pendidikan Bagian
Tinggi (Kotoka) angkatan I, III sampai dengan angkatan V memang diambil
dari lulusan SMP, tetapi khusus Kotoka angkatan II diambil dari lulusan
SMA Jepang dan hanya berjumlah 27 orang, dari SMA Belanda tidak
diterima. Selain pendidikan Kotoka lebih dari 100 orang siswa. Bagian
Tinggi menghasilkan 390 orang Tenaga Kader dalam 5 Lulusan.
Selain mendidik calon pegawai polisi, dilaksanakan pula latihan-latihan
khusus selama 1 sampai 2 bulan bagi Kader dan Pangkat Pembantu
Inspektur Polisi ke atas. Selama latihan para pegawai memperoleh
pelajaran tentang :
- Perang rahasia (himitsu sen)
- Ekonomie dikendali (Tosei keizai)
- Hukum kriminal dari Pemerinahan Bala tentara (Gunsei keidjirei).
Kepolisian di Pulau Sumatera, pendidikannya dipusatkan pada Sekolah
Polisi di Padang, yang dibagi dalam 2 bagian yakni Bagian Rendah dan
Bagian Tinggi. Dalam pendidikan diberikan latihan selama 6 bulan secara
bergantian. Pada tahun 1942 dikirim 100 orang Pegawai Polisi dari
berbagai pangkat dari Sumatera ke Singapura untuk menempuh latihan,
kemudian diteruskan tahun 1943 dari Jawa dikirim 10 orang Kader Polisi
ke Formosa (Taiwan) untuk mempelajari Kepolisian Jepang.
Dan tanggal 29 September 1945 ditunjuk Wakil Sekolah Polisi ini
Komisaris Polisi Bustami Aman, lalu tanggal 1 Oktober 1945 dijadikan
hari lahirnya Sekolah Polisi Negara Republik Indonesia di Sukabumi,
terdiri dari pelajaran pokok tentang Perang Rahasia (Luinibsu Sen),
Ekonomi (Tososikaitai), dan Hukum Kriminal (Gunsai Kaidjiroi).
Tahun 1946 R.SOEBARKAH yang lahir di Slawi (7 November 1902), dimana
pada saat itu beliau menjabat sebagai Bupati Kudus mendapat tugas
menjadi Direktur Sekolah Polisi Negara (SPN) di Mertoyudan, Jawa Tengah.
Namun Pada bulan Juli 1947 terjadi Agresi Mileter Belanda, membuat
kegiatan SPN terhenti. R.Soebarkahpun ditugaskan ke Yogyakarta dan
membuka kembali SPN dengan menggunakan rumah peristirahatan Sri Sultan
Hamengku buwono IX di Ambarukmo, Yogyakarta.
Pada tanggal 30 April 1950 SPN dipindahkan ke Sukabumi, Jawa Barat dan
R.Soebarkah ditunjuk sebagai direkturnya. R.Soebarkah membentuk
dasar-dasar Pendidikan Kepolisian ketika pada tahun 1951 ia mendapat
tugas sebagai Kepala Bagian Pendidikan Kepolisian Negara Jawatan
Kepolisian Negara dan sekretaris Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian,
Jakarta, dengan tetap menjabat sebagai Direktur SPN Sukabumi.
3. SEJARAH BERDIRINYA LEMBAGA PENDIDIKAN POLRI.
- Dengan SK Men/KKN tanggal 30 Desember 1961 No.Pol. : 62/SK/MK/61 dan SK Men/KKN tanggal 23 Mei 1961 No.Pol.: 24/SK/MK/61, SK MEN/KKN tanggal 26 Juni 1961 No.Pol.: 37/SK/61 dan SK MEN/KKN tanggal 11 Mei 1962 No.Pol.: 36/SK/62 serta SK MEN/KKN tanggal 14 Juli 1962 dibangun 26 SPN di Pulau Jawa, Sumatera dan Sulawesi.
- Dengan dikeluarkannya Undang-Undang Kepolisian No.13 Tahun 1961 yang menetapkan Departemen Kepolisian berdiri sendiri yaitu Angkatan Kepolisian Republik Indonesia maka Sekolah Polisi Negara (SPN) berubah menjadi SAK dan tanggal 1 Oktober 1965 berubah menjadi AAK.
- Dengan SK MEN/Pangab tanggal 11 Agustus 1964 No.Pol. : 42/SK/MK/1964 SAK dirubah menjadi Departemen Pendidikan dan Pelatihan (DEPLAT) yang pimpinannya disebut KOMANDAN (DAN) DEPLAT.
- Dengan SK MEN/PANGAB tanggal 23 Maret 1966 No.Pol.: 26/SK/MK/1966 terjadi perubahan nama DEPLAT menjadi Pusat Pendidikan (PUSDIK) seperti Pusdikhub, Pusdik Brimob, Pusdik Polri Candi, Pusdik Airud, Pusdikmat Cipinang, Pusdik Pol Cipinang dan Kursus Mengajar Tetap.
- Berdasarkan Keputusan Menteri/Pangab No.Pol.: 79/BK/MK/65 tanggal 21 Juli 1965 didirikan Komando Pendidikan dan Latihan Kepolisian RI (KOPLAKRI) dengan menunjuk Brigadir Jenderal Soeprapto sebagai Komandannya.
- Berdasarkan Surat Keputusan Kapolri No.Pol.: Kep/09/X/1984 tanggal 10 Oktober 1984 terjadi perubahan nama dari KOPLAKRI menjadi KOBANGDIKLAT Polri dengan sebutan Dan Jen sebagai pimpinannya.
- Berdasarkan Keputusan Kapolri No.Pol.: Kep/09/X/1984 tanggal 30 Oktober 1985 tentang Pokok-pokok organisasi dan prosedur badan-badan pada tingkat Mabes Polri, KOBANGDIKLAT berubah menjadi Direktorat Pendidikan Polri (DIT DIK POLRI) yang pimpinannya disebut Direktur Pendidikan Polri (DIRDIK POLRI).
- Berdasarkan Keputusan Kapolri No.Pol.: Kep/II/XII/1993 tanggal 31 Desember 1993 tentang Pokok-pokok organisasi dan prosedur badan-badan pada tingkat Mabes Polri, menyebutkan bahwa Dir Dik Polri dilebur menjadi LEMDIKLAT POLRI yang dipimpin oleh Kalemdiklat Polri.
- Berdasarkan Surat Keputusan Kapolri No.Pol.: Skep/202/I/1993 tanggal 31 Januari 1995 tentang ditetapkannya tanggal 10 Februari 1993 sebagai mulai berdirinya Lemdiklat Polri.
- Berdasarkan Keputusan Kapolri No. Pol. : Kep/11/VI/2001 tanggal 18 Juni 2001 tentang Likuidasi Lemdiklat Polri dan Pengesahan DEDIKLAT POLRI.
- Berdasarkan Keputusan Kapolri No. Pol. : Kep/53/X/2002 tanggal 17 Oktober 2002 tentang Susunan organisasi dan Tata kerja satuan-satuan pada tingkat Mabes Polri serta perubahannya Dediklat Polri menjadi Lemdiklat Polri.
- Berdasarkan Peraturan Pemerintah RI No. 52 tahun 2010 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Kepolisian Negara RI menyebutkan bahwa organisasi Lemdiklat Polri berubah menjadi Lembaga Pendidikan Polri disingkat LEMDIKPOL bermarkas di Jl. Ciputat Raya No.40 Pondok Pinang, Kebayoran Lama Jakarta selatan, yang dipimpin seorang jenderal berbintang tiga, Komisaris jenderal Polisi Drs. IMAM SUDJARWO, MM.
Mantap ..................
BalasHapus